Senin, 11 Juli 2011

Reaksi Adisi

REAKSI ADISI

Reaksi adisi adalah reaksi pengubahan senyawa hidrokarbon yang berikatan rangkap (tak jenuh) menjadi senyawa hidrokarbon yang berikatan tunggal (jenuh) dengan cara menambahkan atom dari senyawa lain. Reaksi adisi hanya dapat terjadi pada senyawa yang memiliki ikatan rangkap seperti alkena dan alkuna. Alkena dan alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen, halogen maupun asam halida (HX).
Reaksi adisi secara umum:
                                                          X    Y
R – C = C – R   +  X – Y  http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/YAN%20FATHUROHMANSYAH_045488/WEB/images/index_clip_image001.gif       R - C – C – R
      H    H                                          H    H
Alkena                                                alkana

Contoh:
CH2=CH2    +  H2     http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/YAN%20FATHUROHMANSYAH_045488/WEB/images/index_clip_image001.gif   CH3-CH3
Etena                       hidrogen              etana               

1.      Reaksi adisi dengan halogen

Reaksi adisi dengan brom digunakan untuk membedakan senyawa alkena (C = C) dengan sikloalkana. Hal ini karena kedua senyawa mempunyai isomer fungsional (rumus molekul sama, tetapi gugus fungsi berbeda). Pengamatan reaksinya dengan membedakan warna dari brom yaitu merah coklat. Alkena dapat bereaksi dengan brom sehingga warna merah coklat dari brom hilang menjadi tidak berwarna. Akan tetapi, sikloalkana tidak bereaksi dan warna merah coklat dari brom tetap.
Alkena + brom  → bereaksi, warna merah coklat dari brom hilang
Sikloalkana + brom  tidak bereaksi, warna merah coklat dari brom tetap.

2.      Adisi dengan asam halida (HX)

R – CH = CH – R’ + H – X → R – CH – CH – R’
|       |
H    X
Dalam adisi ini atom X terikat pada C rangkap dikiri atau dikanan akan menghasilkan senyawa yang berbeda, kecuali kalau R dengan R’ sama. Untuk itu, ada aturan yang (padat) menetapkan hasil utama dari reaksi adisi tersebut yang dikemukakan oleh Vlademir Markovnikov. Aturan Markovnikov :
1.         ikatan rangkap merupakan kumpulan elektron
2.         gugus alkil merupakan gugus pendorong elektron. Alkil makin besar, daya dorong makin kuat. Urutan kekuatan alkil : – CH3 < – C2H5 < – C3H7
gugus elektronegatif merupakan gugus penarik elektron. Makin elektronegatif, daya tarik elektron makin kuat.

3.      Adisi Elektrofil

Adisi elektrofil merupakan hasil antara karbokation.

4.      Adisi Nukleofil

Adisi nukleofil merupakan hasil antara karbanion

REAKSI ELIMINASI

Reaksi eliminasi adalah penyingkiran atau penghilangan beberapa atom yang terjadi pada suatu senyawa.
Beberapa reaksi eliminasi:
1. Eliminasi hidrogen dari alkana (dehidrogenasi)
2. Eliminasi air dari alcohol
Jika alkil halida yang atom hidrogennya melekat pada atom karbon yang bersebelahan dengan karbon pembawa halogen bereaksi dengan nukleofil, terdapat dua kemungkinan reaksi yang bersaing yaitu subtitusi dan eliminasi. pada reaksi subtitusi, nukleofil menggantikan halogen X (persamaan 6.18). Pda reaksi leiminasi (persamaan 6.19), halogen X dan hidrogen dari atom karbon yang bersbelahan dieliminasi dan ikatan baru (ikatan π) terbentuk diantara karbon – karbon yang mulanya membawa X dan H. lambang E menyatakan proses eliminasi. Proses eliminasi adalah cara umum yang digunakan dalam pembuatan senyawa – senyawa ganda–dua dan ganda-tiga.
            Sering kali reaksi S dan E terjadi bersamaan pada pasangan pereaksi-nukleofil dan substrat yang sama. reaksi mana yang dominan, bergantung pada struktur nukleofil, struktur substrat, dan keadaan reaksi lainnya, sebagaimana reaksi substitusi, terdapa dua mekanisme dalam reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi diatndai dengan E2 dan E1. untyk mengetahui bagaimana mengendalikan reaksi – reaksi ini, kita harus mengetahui mekanismenya.
Mekanisme E2, seperti mekanisme SN2, adalah proses satu tahap. Nukleofilik bertindak sebagai basa dan mengambil protein (hydrogen) dari atom karbon yang berseblahan dengan karbon pembawa gugus bebas. Pada waktu yang sama, gugus ‘L’ pergi dari ikatan ganda-dua terbentuk. Aturan pasangan electron ditunjukan oleh tanda panah lengkung.

Konfigurasi yang terbaik untuk reaksi E2 ditunujukan pada persamaan diatas. Atom-atom H-C-C-L terletak pada satu bidang, dimana H dan L berada dalam penyusunan transoid atau anti. Alasannya ialah karena orbital-orbital pada C-H dan C-L tersusun sempurna yang memudahkan pertumpangtindihan orbital dalam pembentukan ikatan π yang baru.
            Mekanisme E1 mempunyai tahap awal  yang sama dengan mekanisme SN1. Tahap lambat atau penentu kecepatan adalah tahap ionisasi dari substrat yang menghasilkan ion karbonium. Kemudian ada dua kemungkinan reaksi untuk karbonium. Ion bisa bergabung dengan nukleofil (proses SN1) atau atom kabon berseblahan dengan ion karbonium melepaskan protonnya, sebagaimana ditunjukan dengan penuh lengkung dan membentuk alkena. (proses E1) 

C.    Reaksi Penataan Ulang

Penataan ulang 1,2-Wittig merupakan salah satu jenis reaksi penataan ulang dalam kimia organik. Reaksi penataan ulang merupakan reaksi 1,2-penataan ulang eter dengan senyawa alkillitium. Nama reaksi ini berasal dari nama penemunya, Georg Wittig. Produk antara reaksi ini adalah garam litium alkoksi, sementara produk akhirnya adalah alkohol. Ketika R2 merupakan gugus lepas dan gugus penarik elektron yang baik, gugus ini akan dieliminasi dan produk akhirnya berupa keton.

Mekanisme Reaksi Penataan Ulang
Mekanisme reaksi ini berpusat pada pembentukan sepasang radikal bebas oleh perpindahan litium dari atom karbon ke atom oksigen. Radikal R kemudian berekombinasi dengan ketil.

Gugus alkil berpindah sesuai dengan urutan stabilitas termodinamika metil < alkil primer < alkil sekunder < alkil tersier. Pasangan radikal-ketil ini tidak berlangsung lama dan oleh karena efek sangkar pelarut, beberapa isomerisasi terjadi dengan retensi konfigurasi.
Dengan alil aril eter tertentu, mekanisme reaksi tandingan dapat terjadi. Reaksi alil fenil eter 1 dengan sec-butillitium pada -78 °C menghasilkan zat antara 2, yang ketika dipanaskan sampai -25 °C hanya menghasilkan produk 5 dan tiada 4 setelah litium alkoksida diperangkap dengan trimetilsilil klorida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga bermanfaat..